Seperti yang kita ketahui, di Indonesia telah banyak terjadi Perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum ini tentunya akan berpengaruh kepada sistem pendidikan di sekolah, mulai dari proses belajar mengajar sampai ke proses evaluasi siswa. Ujian Nasional (UN) merupakan Salah satu sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan. Dengan kata lain, Ujian Nasional merupakan nilai penentu kelulusan siswa selama menjalani pembelajaran di sekolah 6 tahun pada tingkat Sekolah Dasar, dan 3 tahun pada tingkat sekolah SMP dan SMA.
Penyelenggaraan Ujian Nasional ditujukan guna mengukur pencapaian kompetensi lulusan peserta didik dalam jenjang satuan pendidikan. Ujian ini menjadi hasil dari proses pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Selain itu, hasil Ujian Nasional juga dapat dijadikan acuan sebagai pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Namun pada tahun 2020, Ujian Nasional resmi ditiadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal tersebut berkaitan dengan adanya wabah COVID-19 yang dinilai membahayakan siswa apabila UN tetap dilakukan. Nah, bagaimana dengan situasi saat ini, apakah Un belum bisa dilakukan?
Kondisi pandemi saat ini sudah mulai membaik dan tidak separah pada tahun 2020, bahkan pembelajaran di sekolah sudah dilakukan secara tatap muka. Pertanyaannya, mengapa penyelenggaraan UN masih belum dilakukan?
Pada tahun 2021 UN diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, sesuai dengan kebijakan program baru bersamaan dengan dikeluarkannya kurikulum baru, yaitu Kurikulum "merdeka belajar dan guru penggerak". Pengganti UN tersebut dirancang khusus sebagai perbaikan mutu pendidikan secara nasional dan fungsi pemetaan. Berarti dalam hal ini Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter diprioritaskan untuk mengembalikan mutu pendidikan di Indonesia.
Tidak diselenggarakannya Ujian Nasional bukan hanya memberi dampak pada guru dan sekolah, melainkan pada juga siswa. Dampak yang terjadi pada yaitu dampak positif dan dampak negatif. Berikut adalah dampak Positif dan Negatifnya:
A. Dampak Positif Tidak Diselenggarakannya Ujian Nasional Bagi Siswa
Setiap kebijakan tentu memiliki dampak positif dan negatifnya tersendiri. Adapun berikut ini merupakan 5 dampak positif ditiadakannya Ujian Nasional bagi siswa, di antaranya yaitu:
1. Mengurangi Beban Pikiran Siswa
Rasa takut, deg-degan, khawatir yang berlebihan hingga stress seringkali muncul pada siswa menjelang Ujian Nasional. Dengan adanya kebijakan Ujian Nasional ditiadakan, maka memberikan dampak positif bagi siswa yaitu mengurangi beban pikiran mereka. Dimana mereka tidak perlu khawatir akan tuntutan nilai atau pencapaian Ujian Nasional.
2. Memberikan Waktu Luang bagi Siswa
Menjelang Ujian Nasional biasanya siswa akan belajar ekstra untuk mencapai nilai tinggi, mulai dari belajar di sekolah, tambahan bimbel di sekolah dan bimbel pribadi. Bahkan mereka sampai mengorbankan hal yang cukup penting untuk terus belajar.
Dengan ditiadakannya Ujian Nasional, maka dampak positif yang didapatkan oleh siswa yaitu waktu luang. Karena siswa tidak akan menjalankan ujian apapun yang akan mengambil waktunya untuk terus belajar. Waktu luang tersebut dapat digunakan siswa untuk mempersiapkan diri masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya.
3. Menjadi Bukti Pemerataan Pendidikan bagi Siswa di Seluruh Indonesia
Dalam pelaksanaan Ujian Nasional, siswa di seluruh Indonesia diberikan bentuk soal yang sama secara nasional. Hal tersebut dinilai tidak bijaksana, mengingat pemerataan pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya terealisasi secara kasat mata. Hanya sekitar 30% sekolah yang memenuhi standar nasional.
Hal tersebut tentu dapat menimbulkan rasa ketidakadilan bagi siswa yang belajar dengan sarana dan prasarana yang masih terbatas. Dimana mereka harus bersaing menjawab soal yang sama dengan siswa yang terpenuhi fasilitas pendidikannya dan berstandar nasional. Sehingga dampak positif ditiadakannya Ujian Nasional yaitu memberikan keadilan bagi siswa di seluruh Indonesia.
4. Memahami Makna Belajar Sesungguhnya
Banyak siswa yang masih salah paham dengan makna belajar sesungguhnya. Dimana belajar bukan hanya untuk mendapatkan nilai tinggi atau kelulusan, melainkan proses dimana yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak baik menjadi baik serta dapat membedakan antara yang baik dan buruk.
Mindset mengenai cara menilai kemampuan siswa hanya berdasarkan prestasi akademik yang pernah dicapainya saja harus diubah. Hal tersebut akan menimbulkan kekeliruan mengenai hakikat makna belajar. Jangan jadikan ujian nasional sebagai acuan apakah anak tersebut berprestasi atau tidak, dan apakah anak tersebut layak untuk melanjutkan pendidikan ke selanjutnya atau tidak.
![Ujian Nasional](https://th.bing.com/th/id/R.fe1b45c749b4d65579ed3f1f2015328c?rik=b3R4Glcs5o1zBw&riu=http%3a%2f%2fpemerintah.net%2fwp-content%2fuploads%2f2014%2f12%2fujian-nasional2.jpg&ehk=h8rq%2f3QUsVYN51qfEYJ%2bA175g%2bBWo6NWZzko1EcYZWk%3d&risl=&pid=ImgRaw&r=0)
B. Dampak Negatif Tidak Diselenggarakannya Ujian Nasional Bagi Siswa
Berikut ini merupakan 3 dampak negatif ditiadakannya ujian nasional bagi siswa, di antaranya yaitu:
1. Menurunkan Semangat Belajar Siswa
Salah satu motivasi siswa rajin belajar yaitu untuk mempersiapkan diri dalam melaksanakan ujian nasional dan mencapai target kelulusan mereka. Sehingga pelaksanaan Ujian Nasional ini memberi efek pada siswa untuk semangat siswa belajar berprestasi.
Sehingga dampak negatif peniadaan Ujian Nasional, membuat siswa kehilangan semangat belajarnya. Ujian Nasional akan dianggap lebih serius oleh siswa dan akan merasa tertantang. Dimana siswa akan berpikir bahwa perjuangan selama duduk di sekolah SD, SMP dan SMA akan ditentukan oleh hasil Ujian Nasional. Hal ini akan membuat termotivasi untuk lebih serius dan banyak belajar.
2. Siswa Menjadi Acuh Tak Acuh ketika Belajar
Bukan hanya menurunkan semangat belajar, tetapi siswa juga akan menjadi acuh tak acuh ketika sedang belajar. Banyak siswa yang malas belajar dan menganggap bahwa belajar bukanlah hal yang penting, terlebih bila Ujian Nasional ditiadakan. Hal tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan menyemangati siswa bahwa belajar itu sangat penting, meskipun ada atau tidak ada ujian nasional. Misalnya pada tingkat sekolah dasar, guru tetap bisa memberikan soal HOTS SD. Sehingga anak akan belajar untuk menyelesaikan soal tersebut.
3. Menyulitkan Siswa untuk Mengenali Potensi Dalam Dirinya
Pasalnya Ujian Nasional bukan hanya dijadikan sebagai standarisasi nasional dalam mengetahui kemampuan siswa, melainkan menjadi tolak ukur kemampuan yang ada dalam pada dirinya. Artinya, melalui Ujian Nasional maka siswa dapat mengenali potensi dalam dirinya, apakah dalam matematika atau berbahasa.
Nilai hasil Ujian Nasional dapat dijadikan oleh siswa sebagai tolak ukur atau pertimbangan untuk masuk ke sekolah atau perguruan Tinggi. Bahkan untuk jenjang SMA, siswa yang ingin melanjutkan perkuliahan ke Perguruan Tinggi dapat menjadikan nilai Ujian Nasional sebagai pertimbangan memilih jurusan yang akan dipilih. Sehingga dapat dikatakan dengan ditiadakannya Ujian Nasional memnyulitkan siswa mengenali potensi dirinya.