Disuatu pagi Deden pergi ke sekolah. Hari itu matahari bersinar diufuk timur, dengan suasana angin sepoi-sepoin menyapu wajah Deden yang sumringah. Deden adalah seorang yang bertubuh gendut dan berkulit hitam, serta berperawakan besar. Hari itu pelajaran matematika, yaitu pelajaran yang paling di benci oleh Deden. Pak Guru menanyakan tentang pembagian ke Deden, tetapi Deden tidak bisa menjawabnya. Saat Pak Guru keluar kelas, suasana kelas heboh. Deden diejek temen-temennya. Gimana sih soal gitu aja kagak bisa Den, culun lo. Karena kesal dia mengejar-ngejar temen-temen yang mengejeknya. Lalu temen-temennya menyebut Deden dengan sebutan Gorila sambil ketawa-ketawa. Gorila-gorila-gorila aku takut... demikian ungkap beberapa temen sekelas.
Deden ngamuk. Akhirnya Pak Guru kembali datang ke kelas dan menenenangkan suasana kelas. Deden sangat kesal dengan sebutan Gorila, yang ditujukan ke dirinya. Keesokan harinya Deden tidak masuk kelas. Dia malas untuk bersekolah gara-gara sebutan Gorila pada dirinya.
Nah itulah kasus bullying yang ada di sekolah-sekolah namun, hal tersebut sering dianggap sepele. Kasus bullying tidak sama dengan bercanda.
Mengutip dari medcom.id seorang pakar Pemerhati anak, yang juga mantan komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti, menyebut jangan pernah menyamakan bullying dengan bercanda.
"Jangan dianggap sama. Kalau bercanda itu ada dua pihak yang sama-sama senang. Kalau bullying satu senang dan satunya lagi merasa tersakiti," ujar Retno dalam siaran Instagram @ditsmp.kemdikbud pada Rabu, 25 Oktober 2023.
Kita sebagai orang tua perlu mengajarkan hal ini kepada anak. Jangan menyebut seseorang dengan nama tertentu jika orang itu tidak menyukainya. Karena hal itu menyangkut nama, sebutan dimana seorang anak bisa merasa tersinggung karena hal tersebut.
Berikut trik mengatasi suasana Bullying menurut berbagai sumber :
-
Komunikasi terbuka:
- Dorong anak untuk berbicara tentang pengalaman mereka. Buat mereka merasa nyaman berbicara tentang masalah yang mereka hadapi.
-
Dukungan emosional:
- Berikan dukungan emosional yang kuat kepada anak. Pastikan mereka tahu bahwa Anda selalu ada untuk mendengarkan dan membantu.
-
Melibatkan sekolah:
- Berbicaralah dengan guru, staf sekolah, atau kepala sekolah tentang situasi bullying. Mereka mungkin dapat memberikan bantuan dan mengambil tindakan yang sesuai di lingkungan sekolah.
-
Ajarkan keterampilan sosial:
- Bantu anak mengembangkan keterampilan sosial seperti pengelolaan konflik, komunikasi yang efektif, dan penyelesaian masalah.
-
Tingkatkan rasa percaya diri:
- Bantu anak membangun rasa percaya diri dengan cara memberikan pujian dan dorongan untuk pencapaian mereka, serta mengajarkan mereka cara menghadapi kritik dan ejekan dengan bijak.
-
Ajarkan strategi penanganan:
- Diskusikan dengan anak strategi konkret untuk mengatasi bullying, seperti menghindari situasi berisiko, mencari bantuan dari guru atau staf sekolah, atau melaporkan insiden kepada orang tua.
-
Pertimbangkan konseling:
- Jika anak mengalami dampak psikologis yang serius akibat bullying, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang konselor atau psikolog anak yang berpengalaman.
-
Pendidikan anti-bullying:
- Mendukung program anti-bullying di sekolah dan di komunitas. Program-program ini dapat membantu menciptakan kesadaran tentang isu ini dan mendorong perubahan budaya di lingkungan sekolah.
-
Pantau aktivitas online:
- Awasi aktivitas online anak, termasuk media sosial, dan ajarkan mereka tentang penggunaan yang aman dan bijak di dunia maya.
-
Jangan meremehkan situasi:
- Jangan menganggap enteng bullying. Tindakan apapun yang merugikan fisik atau emosional anak adalah serius dan harus ditangani dengan serius.
Salam Pendidikan
Hadi Kusyanto S.Kom, M.Kom, IPM, ASEAN ENG, PSM1